Industri Rekreasi Tertekan, Ini Strategi Selamatkan Pariwisata Indonesia

7 hours ago 7

Liputan6.com, Jakarta - Perhimpunan Usaha Taman Rekreasi Indonesia (PUTRI) menggelar Rapat Koordinasi Nasional (Rakernas) 2025 pada 6–8 Desember dengan semangat memperkuat sinergi antara pemerintah, BUMN, dan pelaku industri rekreasi. Mengusung tema Explore with Confidence, Stay Protected, Rakernas ini dihadiri sejumlah tokoh seperti Wamendagri Bima Arya Sugiarto, Wamenparekraf Ni Luh Puspa, dan Wakil Kepala II Badan Pengaturan BUMN, Tedi Bharata.

Dalam kesempatan itu, Bima Arya menegaskan pentingnya ekosistem pariwisata yang solid sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi nasional.

Ia menyebut Indonesia berada pada fase strategis menuju Indonesia Emas 2045 yang membutuhkan double digit economic growth. Namun, target itu tak mungkin tercapai tanpa kontribusi kuat dari daerah, terutama melalui sektor pariwisata yang menjadi salah satu tumpuan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Bima menyayangkan kapasitas fiskal daerah yang masih terbatas meski otonomi daerah sudah berjalan hampir 30 tahun.

“Jadi kita punya target tinggi, tapi kapasitas fiskal di daerah rendah. Di situlah konteks tourism industry berperan,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (8/12/2025).

Ia mendorong kolaborasi lintas pemangku kepentingan sejak tahap perencanaan dan meminta daerah melibatkan PUTRI serta PHRI dalam penyusunan RIPDA.

Bisnis Kepercayaan

Bima juga menekankan bahwa kekuatan pariwisata Indonesia terletak pada keragaman dan keunikan tiap daerah.

Menurutnya, pariwisata adalah “bisnis kepercayaan” sehingga harus dibangun dengan ekosistem yang aman, nyaman, dan berkelanjutan. Ia pun terbuka dengan aspirasi agar PUTRI berperan sebagai advisor ahli dalam isu gastronomi, wellness tourism, hingga pengelolaan destinasi.

Dari sisi BUMN, Wakil Kepala II Badan Pengaturan BUMN, Tedi Bharata, memastikan bahwa BUMN selalu siap bermitra selama program memberikan manfaat bagi kedua pihak.

Ia mengingatkan bahwa tidak semua kerja sama harus dikemas sebagai CSR. Pelaku usaha pariwisata didorong menyiapkan proposal jelas, terukur, dan memberikan nilai bisnis yang nyata.

Ketua DPP PUTRI, Hans Manansang, menegaskan fokus organisasi tahun ini mencakup penguatan bottom line, peningkatan kinerja perusahaan taman rekreasi, sekaligus memastikan dampak sosial yang dirasakan masyarakat. Hal ini penting untuk menjaga keberlanjutan industri yang inklusif.

Relaksasi Pajak

Sekjen PUTRI, Heni Smith, menyoroti tantangan berat yang kini dihadapi industri taman rekreasi. Menurutnya, penurunan daya beli kelas menengah menjadi pukulan terbesar.

Middle class sedang hilang,” ujarnya.

Selain itu, kebijakan pembatasan study tour di beberapa daerah, termasuk Jawa Barat, menurunkan kunjungan ke sejumlah destinasi di Jawa Tengah hingga 30 persen.

Heni berharap pemerintah memberi relaksasi pajak, menurunkan harga tiket pesawat, dan memperkuat promosi wisata domestik. Ia mengapresiasi pelaku usaha daerah yang tetap berjuang dan beradaptasi dengan tren baru seperti wellness tourism.

Dirut Sucofindo, Jobi Triananda Hasjim, ikut mengumumkan penyusunan standar K3 untuk taman wisata yang akan diterapkan dalam sistem pemeringkatan seperti bintang hotel.

Rakernas juga menyoroti pentingnya data destinasi yang akurat serta perlunya diversifikasi wisata, mulai dari edukatif, inspiratif, ekowisata, hingga wellness, bukan hanya mengikuti tren sesaat seperti wisata horor.

Read Entire Article
Bisnis | Football |