The Fed Pertahankan Suku Bunga Acuan, Ini Alasannya

6 hours ago 4

Liputan6.com, Jakarta - The Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral Amerika Serikat (AS) mempertahankan suku bunga acuan pada Rabu, 7 Mei 2025. Selain itu, the Fed juga memperingatkan risiko lebih tinggi terhadap sasaran inflasi dan pengangguran seiring tarif yang diumumkan Presiden AS Donald Trump.

Mengutip Channel News Asia, Kamis (8/5/2025), the Fed mempertahankan suku bunga acuan 4,25%-4,50%. Ketua the Fed Jerome Powell mengatakan ada “banyak ketidakpastian” mengenai kebijakan tarif pemerintahan Trump akan berakhir.

Presiden AS Donald Trump memberlakukan pungutan tinggi bulan lalu terhadap China dan pungutan “dasar” yang lebih rendah sebesar 10% terhadap barang-barang dari sebagian besar negara lain. Hal itu memicu turbulensi selama berminggu-minggu di pasar keuangan.

Gedung Putih juga mengenakan tarif lebih tinggi pada puluhan mitra dagang lainnya dan kemudian tiba-tiba menghentikannya hingga Juli 2025. Langkah ini sebagai upaya Amerika Serikat kembali berunding dengan negara lain mengenai aturan perdagangan yang ada.

Banyak analis telah memperingatkan tindakan pemerintah kemungkinan akan mendorong inflasi dan pengangguran sekaligus memperlambat pertumbuhan, setidaknya dalam jangka pendek.

Hal itu dapat mempersulit jalan menuju penurunan suku bunga bagi the Fed yang memiliki mandat ganda untuk bertindak secara independent dari tekanan politik. Ini untuk menjaga inflasi 2% dalam jangka panjang dan tingkat pengangguran serendah mungkin.

Ditanya mengenai kritik publik yang ditujukan kepada Powell dan pejabat the Fed oleh pejabat senior pemerintah, termasuk presiden yang menyerukan untuk memangkas suku bunga. Hal ini untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

Powell optimistis kritik Trump tidak memengaruhi pekerjaan the Fed untuk menangani inflasi dan pengangguran.

“Kami akan selalu mempertimbangkan hanya data ekonomi, prospek, keseimbangan risiko, dan hanya itu,” ujar dia.

Mengenal The Fed

Siapa yang mengendalikan jantung ekonomi Amerika Serikat dan bahkan berdampak global? Jawabannya adalah The Fed, atau Federal Reserve System, bank sentral AS yang didirikan pada 1913. Berawal dari krisis perbankan dan kepanikan keuangan seperti Panic of 1907, The Fed hadir untuk menciptakan sistem moneter dan keuangan yang lebih stabil dan andal.

Bagaimana caranya? Melalui berbagai kebijakan dan pengawasan yang berpengaruh luas, baik di dalam negeri maupun internasional. Demikian mengutip berbagai sumber, Kamis (8/5/2025).

The Fed memiliki beberapa fungsi krusial. Pertama, mereka mengatur kebijakan moneter, termasuk mengendalikan pasokan uang dan suku bunga. Hal ini juga untuk memaksimalkan lapangan kerja, menjaga stabilitas harga, dan memastikan suku bunga jangka panjang tetap moderat.

Kedua, The Fed juga bertugas menjaga stabilitas sistem keuangan, mengawasi lembaga keuangan, dan memastikan keamanan sistem pembayaran. 

Bayangkan dampaknya jika The Fed gagal menjalankan tugasnya. Krisis keuangan bisa terjadi kapan saja, dan efeknya akan terasa secara global. Oleh karena itu, peran The Fed sangat vital. Mereka juga melakukan riset ekonomi dan bertindak sebagai pemberi pinjaman terakhir bagi bank-bank di AS dalam keadaan darurat. Ini seperti menjadi pahlawan yang menyelamatkan perekonomian dari bencana.

Struktur The Fed

The Fed memiliki struktur unik. Di puncaknya ada Dewan Gubernur (Board of Governors) yang terdiri dari tujuh anggota yang ditunjuk Presiden AS dan disetujui Senat.

Mereka yang memegang kendali utama kebijakan moneter dan pengawasan sistem keuangan. Kemudian ada 12 Bank Cadangan Federal yang tersebar di seluruh AS, menjalankan operasi sehari-hari. Dan yang paling berpengaruh adalah Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) yang bertugas menetapkan suku bunga acuan.

Keputusan-keputusan the Fed, khususnya terkait suku bunga, dapat berdampak signifikan terhadap perekonomian global. Ini karena dolar AS adalah mata uang cadangan utama dunia. Perubahan suku bunga di AS bisa memengaruhi aliran modal internasional, nilai tukar mata uang, dan harga aset di seluruh dunia. Sebuah keputusan kecil dari The Fed dapat menciptakan gelombang besar di pasar keuangan internasional.

Sebagai contoh, ketika The Fed menaikkan suku bunga, investor cenderung menarik dana dari negara berkembang dan berinvestasi di AS karena mendapatkan imbal hasil yang lebih tinggi. Hal ini dapat menyebabkan depresiasi mata uang negara berkembang dan berdampak pada inflasi dan pertumbuhan ekonomi.

Sebaliknya, penurunan suku bunga dapat memicu aliran modal ke negara berkembang, meningkatkan nilai tukar mata uang, dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Proses pengambilan keputusan di FOMC pun sangat kompleks dan melibatkan berbagai pertimbangan ekonomi. Anggota FOMC menganalisis berbagai data ekonomi, antara lain inflasi, pengangguran, dan pertumbuhan ekonomi, sebelum memutuskan kebijakan moneter. Transparansi dan akuntabilitas juga menjadi kunci dalam menjaga kepercayaan publik terhadap The Fed.

Dampak terhadap Ekonomi Global

Karena peran sentralnya dalam perekonomian global, kebijakan The Fed selalu menjadi sorotan dunia. Setiap keputusan yang diambil, baik menaikkan maupun menurunkan suku bunga, akan berdampak pada pasar keuangan internasional. Para pelaku pasar selalu mencermati setiap pernyataan dan tindakan The Fed untuk memprediksi arah pasar.

Dampaknya bisa sangat luas dan kompleks. Misalnya, kenaikan suku bunga dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi global karena meningkatkan biaya pinjaman. Sebaliknya, penurunan suku bunga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi, tetapi juga berisiko meningkatkan inflasi. Oleh karena itu, The Fed harus menyeimbangkan antara menjaga stabilitas harga dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Salah satu tantangan terbesar The Fed adalah mengelola ekspektasi pasar. Jika pasar memperkirakan The Fed akan menaikkan suku bunga, mereka mungkin akan bereaksi lebih dulu, yang dapat menyebabkan volatilitas pasar. Oleh karena itu, komunikasi yang jelas dan transparan dari The Fed sangat penting untuk menjaga stabilitas pasar.

Read Entire Article
Bisnis | Football |