Spalletti di Juventus: Identitas, Struktur, 4-3-3, dan Sentuhan Jenius

1 month ago 19

Liputan6.com, Jakarta Luciano Spalletti dikabarkan tinggal selangkah lagi menjadi pelatih baru Juventus. Keputusan ini datang hanya beberapa hari setelah klub memecat Igor Tudor pada awal pekan. Saat ini, posisi pelatih sementara diisi oleh Massimo Brambilla dari tim NextGen yang memimpin kemenangan 3-1 atas Udinese.

Kesepakatan antara Spalletti dan Juventus diyakini sudah tercapai, dan pengumuman resmi diyakini hanya menunggu waktu. Kehadiran mantan pelatih Timnas Italia itu di Turin diharapkan membawa arah baru bagi klub yang tengah berupaya menemukan kembali identitasnya.

Tiga mantan bintang Serie A — Luca Marchegiani, Beppe Bergomi, dan Paolo Di Canio — kini menjadi pundit di Sky Sport Italia, memberikan pandangan mereka soal apa yang akan dibawa Spalletti ke Allianz Stadium. Dari penguatan serangan hingga struktur permainan, ketiganya sepakat bahwa Juventus butuh pelatih yang mampu mengembalikan kejelasan taktik dan karakter permainan.

Promosi 1

Spalletti Bisa Beri Identitas dan Struktur yang Jelas

Menurut Marchegiani, Spalletti bukan sekadar pelatih, tetapi pembangun sistem. “Yang pasti, dia akan memperbaiki efisiensi serangan. Saya percaya apa yang akan dilakukan Spalletti adalah memberikan identitas yang jelas kepada Juve,” ujarnya. “Dia selalu melakukannya, dan saya pikir Spalletti dipilih untuk alasan itu juga. Itulah yang saya harapkan, tapi juga agar dia bisa memberi nilai lebih kepada beberapa pemain.”

Pandangan itu diamini oleh Paolo Di Canio, mantan pemain Juventus yang kini juga analis. Ia menilai Spalletti akan menerapkan formasi 4-3-3 yang menjadi ciri khasnya. “Di depan, ada Yildiz dan Openda di kiri, Conceicao dan Zhegrova di kanan, Vlahovic dan David sebagai penyerang tengah. Di lini tengah, ada Locatelli, Koopmeiners, Thuram, McKennie, dan Miretti. Mereka punya bek sayap yang bisa menyerang atau bertahan, serta banyak bek tengah,” jelas Di Canio.

Bagi Di Canio, hal terpenting yang harus dilakukan Spalletti adalah mengakhiri kebingungan taktik yang selama ini terlihat di lapangan. “Dalam situasi ini, Yildiz tampak belum matang karena ia mencoba melakukan banyak hal hingga kebingungan. Anda tidak boleh menyia-nyiakan talenta seperti itu. Anda harus memberinya kepastian, dan itu dilakukan dengan 4-3-3,” tambahnya.

Menanti Sentuhan Jenius Spalletti

Sementara itu, legenda Inter Milan Beppe Bergomi memilih menatap ke depan dengan optimisme. “Saya menanti sebuah sentuhan jenius,” ujarnya. “Di masa lalu, dia membuat Brozovic bermain lebih dalam dan menempatkan Perrotta lebih tinggi di lapangan. Saya yakin tim ini bisa bermain lebih baik dari sekarang.”

Pernyataan Bergomi mencerminkan keyakinan bahwa Spalletti punya kapasitas menghadirkan inovasi taktis yang tidak hanya menata ulang struktur permainan, tetapi juga memaksimalkan potensi individu pemain.

Dengan Juventus kini duduk di peringkat ketujuh klasemen Serie A dengan 15 poin — terpaut tiga angka dari zona Liga Champions — langkah Spalletti akan jadi ujian besar. Tantangannya bukan hanya membenahi hasil, tetapi mengembalikan aura Juventus sebagai tim dengan identitas kuat dan gaya bermain yang jelas.

Apakah “sentuhan jenius” itu akan benar-benar lahir di Turin? Waktu akan menjawab. Namun, jika sejarah karier Spalletti menjadi patokan, Juventus mungkin memang sedang menyiapkan awal dari babak baru yang menarik.

Sumber: Football Italia

Klasemen Serie A/Liga Italia

Read Entire Article
Bisnis | Football |