Insiden Massimiliano Allegri vs Antonio Conte di Supercoppa Italiana, Mengapa Tidak Jabat Tangan?

Liputan6.com, Jakarta - Peluit akhir semifinal Supercoppa Italiana tak langsung membawa ketenangan. Ketegangan justru memuncak antara Massimiliano Allegri dan Antonio Conte setelah Napoli menyingkirkan AC Milan, Jumat (19/12) dini hari WIB.

Sorotan utama tertuju pada dua pelatih sarat pengalaman. Massimiliano Allegri dan Antonio Conte terlibat friksi panas yang terasa sejak menit-menit awal.

Atmosfer pertandingan berjalan keras dan emosional. Intensitas tinggi di lapangan menjalar hingga ke area teknis kedua tim.

Menurut La Gazzetta dello Sport, pemicu ketegangan bermula dari sikap Antonio Conte. Ia meneriakkan kata cukup kepada para pendukung Milan usai momen kontroversial.

Situasi itu langsung memantik reaksi keras. Perselisihan paling tajam terjadi antara Allegri dan Gabriele Oriali, tangan kanan Conte di bangku cadangan Napoli.

Allegri kemudian menepis panasnya situasi tersebut. Ia menyebut semuanya hanya sebagai "urusan di lapangan”.

Namun, gestur berbicara lebih lantang. Ketiadaan jabat tangan selepas laga menjadi simbol kuat dari friksi yang terjadi sepanjang pertandingan.

Sebaliknya, Conte tetap berada di lapangan. Ia berjabat tangan dengan para pemain Milan dan Marco Landucci, asisten lama Allegri.

Ketegangan sejatinya sudah meningkat sejak menit ke-29. Adrien Rabiot menendang Matteo Politano, yang terkapar kesakitan di lapangan.

Keputusan wasit Zufferli yang tak memberi kartu memicu kemarahan Napoli. Sejak momen itu, adu mulut dan bentrokan verbal mewarnai bangku cadangan, hingga upaya jabat tangan di akhir laga pun berujung gagal.