Kurs Dolar AS Loyo, Rupiah Perkasa Hari Ini 12 Desember 2025 Berkat ADB

2 hours ago 6

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah ditutup menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada Jumat, (12/12/2025). Rupiah naik tipis 30 poin atau 0,18% terhadap kurs dolar AS menjadi 16.646 dari sebelumnya 16.676 per dolar AS. Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada hari ini juga bergerak naik di level Rp16.652 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.668 per dolar AS

Research & Development Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) Tiffani Safinia menuturkan, kurs rupiah turut dipengaruhi revisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia oleh Asian Development Bank (ADB).

“ADB menaikkan outlook 2025 dari 4,9 persen menjadi 5 persen, dan untuk 2026 dari 5 persen menjadi 5,1 persen,” kata dia seperti dikutip dari Antara.

Baru-baru ini, ADB meningkatkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 5 persen lebih tinggi dibandingkan prakiraan sebelumnya yang dirilis pada September 2025 sebesar 4,9 persen.

Dalam laporan Asian Development Outlook (ADO) Desember 2025, ADB juga menaikkan proyeksi pertumbuhan Indonesia pada 2026 berada di angka 5,1 persen dari yang sebelumnya 5 persen.

Sementara inflasi diperkirakan tetap terkendali pada level 1,7 persen tahun ini dan naik menjadi 2,5 persen pada 2026.

Di sisi lain, pasar tetap berhati-hati menjelang rilis data tenaga kerja dan inflasi AS pekan depan yang dapat memicu volatilitas baru.

Melihat sentimen global, penguatan rupiah ditopang ditopang pelemahan dolar AS setelah The Fed kembali memangkas suku bunga 25 basis points (bps).

“Sentimen global cenderung positif, dengan indeks dolar berada di level terendah delapan minggu sehingga memberi ruang penguatan bagi rupiah,” ungkap Tiffani.

Rupiah Perkasa, Cek Kurs Dolar AS Hari Ini Jumat 12 Desember 2025

Sebelumnya, nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pembukaan perdagangan hari ini Jumat 12 Desember 2025. Rupiah bergerak menguat 10 poin atau 0,06 persen menjadi 16.666 per dolar AS dari sebelumnya 16.676 per dolar AS.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menilai penguatan kurs rupiah dipicu hasil pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) bulan Desember 2025.

“The Fed memangkas suku bunga kebijakan sebesar 25 bps menjadi 3,50–3,75 persen dan mengumumkan dimulainya kembali pembelian surat berharga Pemerintah AS senilai 40 miliar dolar AS,” ucapnya dikutip dari Antara, Jumat (12/12/2025).

Menurut dia, pasar menafsirkan langkah-langkah ini sebagai strategi keluar dari Quantitative Tightening (QT) The Fed, yang memicu pelemahan dolar AS secara luas.

Gerak Kurs Rupiah

Kenaikan Initial Jobless Claims untuk pekan yang berakhir pada Sabtu (6/12) menjadi 236 ribu dari 192 ribu, melampaui perkiraan konsensus sebesar 220 ribu, turut mempengaruhi pelemahan dolar AS.

“Ini menandai peningkatan mingguan terbesar sejak Maret 2020, memperkuat tanda-tanda melemahnya pasar tenaga kerja AS,” ungkap Josua.

Berdasarkan faktor-faktor tersebut, kurs rupiah diperkirakan berkisar Rp16.625–16.725 per dolar AS.

Menyusul pertemuan FOMC pada Desember 2025, turut membuat yield UST turun, sementara rupiah menguat. Hal ini mendukung penurunan yield SBN, khususnya pada tenor yang lebih pendek.

Yield SBN benchmark 5 tahun, 10 tahun, 15 tahun, dan 20 tahun masing-masing berada di angka 5,63 persen (-3 basis points/bps), 6,18 persen (-1 bps), 6,46 persen (0 bps), dan 6,58 persen (0 bps) pada Kamis (11/12).

Volume perdagangan obligasi pemerintah mencapai Rp19,98 triliun pada Rabu (10/11), turun dari Rp21,98 triliun yang tercatat pada sesi sebelumnya.

Read Entire Article
Bisnis | Football |