Liputan6.com, Jakarta Nama Adriano Leite Ribeiro atau yang akrab DISEBUT Adriano pernah dipandang sebagai salah satu talenta paling cemerlang dalam sepak bola Brasil.
Di masa kejayaannya bersama Inter Milan, dia dikenal sebagai sosok pemain depan mematikan berkat kekuatan, kecepatannya yang luar biasa, kemampuan teknis cemerlang, hingga kaki kiri yang tajam.
Situs Transfermarkt mencatat Adriano sanggup membukukan 74 gol ditambah 28 assists dalam 177 penampilan di semua kompetisi saat tampil gemilang untuk Nerazzurri.
Bahkan, bintang sepak bola asal Swedia, Zlatan Ibrahimovic, pernah terang-terangan mengungkap kekagumannya pada Adriano dan mengaku senang berduel dengan pria Brasil di lapangan, meski menyayangkan hal itu tak berlangsung lama.
"Dia (Adriano) bisa menembak dari segala sudut, dan tak ada yang bisa menjegalnya. tidak ada yang bisa merebut bola dari dia, dia benar-benar pemain yang luar biasa," ujar Ibrahimovic dalam Sport Bible pada 2020, sebagaimana dilansir Goal International.
"Saya senang bermain dengannya, bermain melawannya, tapi sayang sekali itu cuma berlangsung sebentar," tambah dia.
Bukan cuma soal kecemerlangannya yang tak bertahan lama. Sosok Adriano kian menjadi sorotan lantaran terjerumus pada kecanduan alkohol dan pesta pora jelang pengujung kariernya. Dia juga sempat disebut terlibat dengan salah satu kelompok kriminal berpengaruh di Brasil.
Lantas bagaimana awal dan perjalanan karier Adriano hingga kembali ke dunia 'gelap' di negara asalnya? Simak ulasannya pada halaman berikut ini.
Berita motion grafis 6 pemain Brasil paling produktif bersama Inter Milan. Belum ada yang mengalahkan catatan Adriano.
Awal Karier Adriano: Tumbuh di Favela
Melansir Goal International, Adriano tumbuh di favela Vila Cruzeiro. Kawasan itu terkenal di Rio de Janeiro sebagai lingkungan yang rawan kejahatan, kekerasan, dan korupsi.
Adriano kecil bersama keluarganya diliputi kemiskinan, hingga cuma bisa memenuhi kebutuhan dasar untuk bertahan hidup. Terlepas dari itu, Adriano tak kehilangan semangat dan tetap rajin mengasah kemampuan sepak bolanya dengan bermain di jalan.
Di usia tujuh tahun, Adriano akhirnya selangkah lebih dekat dengan mimpinya. Setelah keluarganya mengumpulkan uang, Adriano bisa bersekolah di Gavea dan bergabung dengan akademi Flamengo. Kerja kerasnya lantas dibayar dengan keberhasilan menembus tim utama saat baru menginjak usia 16 tahun.
Pencapaiannya berlanjut hingga menjadi debutan termuda Timnas Brasil pada umur 18 tahun, kemudian bakatnya diidentifikasi oleh klub raksasa Serie A Inter Milan.
Dapat Julukan Kaisar di Inter Milan
Setelah bergabung dengan Inter Milan pada musim panas 2001, Adriano langsung menunjukkan penampilan sensasional saat melakoni laga persahabatan pramusim melawan Real Madrid di Santiago Bernabeu.
Masuk sebagai pengganti di babak kedua, pemain asal Brasil itu sama sekali tak menunjukkan tanda-tanda gugup. Malahan, Adriano berhasil unjuk gigi dengan melepas tembakan keras yang menaklukkan kiper Los Blancos Iker Casillas kala itu, setelah Inter mendapat peluang tendangan bebas dari tepi kotak penalti.
Performanya kala itu membuat kapten klub, Javier Zanetti, langsung mengecap dia sebagai 'Ronaldo baru'. Ia juga mendapat julukan 'Kaisar Milan' di masa-masa kejayaan tersebut.
"Di puncak kariernya, dia setara dengan Ronaldo sebagai pemain yang paling sulit dihentikan di lapangan," ujar mantan bek Empoli yang pernah berhadapan dengan Adriano, Emilson Cribari, kepada ESPN pada 2022 silam.
"Ada foto terkenal (yang menampilkan) dia berselebrasi tanpa mengenakan baju di pertandingan, membuat dia mendapat julukan Kaisar. Saya yang kala itu menjaga dia (di lapangan). Dia juga mencetak gol saat melawan kami. Hari itu saya melihat semua kekuatan dan kualitasnya," tambah dia.
Bukan hanya di level klub, Adriano juga bersinar dengan tim nasional. Meski harus menunggu untuk menjadi pemain reguler di Brasil, dia berhasil tembus ke skuad racikan Carlos Alberto Parreira untuk Copa America 2004.
Adriano mengantarkan timnya mengangkat trofi turnamen sekaligus menyabet gelar individu pemain terbaik kala itu.
Kejatuhan Karier Adriano
Sayangnya belum lama bersinar, karier Adriano mengalami kejatuhan usai panggilan telepon pada 3 Agustus 2004. Dia menerima kabar bahwa ayahnya meninggal dunia di usia 44 tahun akibat serangan jantung.
Kapten timnya kala itu, Zanetti bercerita bahwa Adriano terasa berbeda selepas panggilan itu Dia sempat berteriak usai kehilangan sumber dukungan terbesar sekaligus sosok yang mendorong dia mewujudkan mimpi.
Selepas kejadian menyakitkan tersebut, Adriano sebenarnya masih cukup produktif di kampanye 2004/2005. Sang pemain sering kali mendedikasikan gol untuk mendiang ayahnya. Namun di balik itu, Adriano sendiri mengakui bahwa cintanya pada sepak bola tidak pernah sama lagi.
"Kecintaan saya pada sepak bola tidak pernah sama lagi. Saya berada di seberang lautan di Italia, jauh dari keluarga, dan saya tak mampu menghadapinya," ujarnya kepada Player's Tribune, dilansir Goal International.
"Saya jadi depresi berat. Saya mulai banyak minum. Saya benar-benar tak ingin berlatih. Itu sama sekali tak ada hubungannya dengan Inter. Saya hanya ingin pulang," tambahnya.
Perubahan Berat Badan hingga Perpisahan dengan Inter
Adriano setelahnya mulai mengalami masalah berat badan. Dia juga beberapa kali diganggu cedera ringan. Kendati begitu, dia masih bermain dalam skuad Inter Milan yang meraih gelar Coppa Italia dan Supercoppa Italiana 2005/2006 serta menyabet Scudetto buntut skandal Juventus dan AC Milan.
Sayangnya memasuki usia 24 tahun, motivasi Adriano kian melorot. Dia kerap absen dari laga dan terlibat perselisihan dengan para petinggi Inter Milan. Sebagai konsekuensi, Adriano sempat dikirm ke Brasul untuk cuti tanpa menerima gaji selama satu setengah tahun pada November 2007.
Dia juga sempat menjalani rehabilitasi fisik dan psikis di pusat pelatihan Sao Paulo. Namun, aksi-aksinya di luar lapangan tak berhenti. Dia malah sering menikmati kehidupan malam di klub, hingga tak lama dipulangkan ke San Siro yang kala itu berada di bawah pengawasan Jose Mourinho.
Adriano sebenarnya sempat menunjukkan kilat comeback, kendati jarang dimainkan oleh pelatih Jose Mourinho. Namun, fokusnya tak bertahan lama. Inter pada akhirnya memilih membatalkan kontrak Adriano setahun lebih awal. Dia lalu kembali ke Flamengo, yang disambut dengan tangan terbuka.
Diduga Berhubungan dengan Pengedar Narkoba
Walau sempat membawa percikan kegembiraan di awal kepulanganny hingga membantu Flamengo meraih gelar juara Brasil perdana dalam 17 tahun, klub akhirnya angkat tangan. Adriano dirasa terlalu sulit diatur.
Kebugarannya sempat menjadi sorotan, ditambah lagi dia berselisih dengan sejumlah anggota staf. Sang pemain bahkan sempat diinterogasi polisi lantaran diduga punya keterkaitan dengan pengedar narkoba terkenal.
Adriano akhirnya dibiarkan pergi sebagai agen bebas ke AS Roma pada musim panas 2010. Namun, masalah kelebihan berat badan hingga problem cedera terus menghantui Adriano, yang membuat dia sulit dapat kesempatan bermain yang konsisten.
Singkat cerita, Giallorossi melepas Adriano tak sampai setahun berselang, tanpa sekali pun berhasil mencetak gol dan hanya tampil dalam 8 pertandingan. Karier Adriano penuh gejolak naik turun sejak saat itu. Dia sempat beberapa kali berstatus tanpa klub dan bergabung dengan Corinthians, Flamengo, Athletico PR serta Miami United, sebelum gantung sepatu pada 28 Mei 2016.
Gabung Geng Bersenjata
Meski sudah mengakhiri karier sepak bola, nama Adriano tak berhenti mencuat di tahun 2016. Kala itu, MenXP melaporkan dia terlibat dengan geng.
Melansir laporan yang ditulis pada 30 Juli 2016, Adriano disebut mencari perlindungan dari kelompok kriminal Brasil berpengaruh, Komando Merah. Kabar itu makin meluas setelah foto Adriano yang menenteng senapan tersebar.
"Foto yang diambil baru-baru ini menunjukkan bagaimana nasib Adriano berubah dari (pemain dengan) penghasilan 80.000 poundsterling per minggu menjadi bergabung dengan geng bersenjata di Rio," tulis MenXP pada 2016.
"Penyerang Brasil ini mencari perlindungan untuk tinggal di daerah kumuh dan juga terlihat memegang senapan bersama anggota geng dekatnya," tambah pemberitaan yang sama.
Pada Maret 2021, Adriano dilaporkan membuat gebrakan lain dengan menjual rumah mewahnya seharga 1,3 juta euro lalu tinggal di hotel yang letaknya di kawasan Rio de Janeiro.
Sementara itu, menurut laporan Goal International yang diunggah 12 Agustus 2025, Adriano kini nampaknya memilih kembali ke kampung halamannya di favela Villa Cruzeiro untuk mencari kedamaian dan mengenang masa kecilnya.
"Satu-satunya yang kucari di Vila Cruzeiro adalah kedamaian. Di sini aku berjalan tanpa alas kaki dan baju, hanya memakai celana pendek. Aku bermain domino, duduk di pinggir jalan, mengenang cerita masa kecilku, mendengarkan musik, berdansa dengan teman-temanku, dan tidur di lantai. Aku melihat ayahku di setiap gang ini," demikian pengakuan Adriano dalam Player's Tribune pada 12 November 2024.

:strip_icc()/kly-media-production/promo_images/1/original/085223300_1761037787-Desktop_1280_x_190.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5448309/original/079734900_1766025718-Xabi_Alonso_Real_Madrid.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5392751/original/035250300_1761511473-eric_garcia_real_madrid_vs_barcelona.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5449646/original/075736300_1766107601-massimiliano-allegri-vs-napoli.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4543547/original/010746400_1692420012-000_33RK43K.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5053704/original/022300600_1734346957-ENZO.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5445791/original/002037000_1765864910-polo_air-4.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5449648/original/063895500_1766107602-massimiliano_allegri_vs_napoli.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5427922/original/017885400_1764454453-Lazio_s_Mario_Gila__right__and_AC_Milan_s_Christopher_Nkunku.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5448133/original/086619200_1766005840-rayan-cherki-manchester-city-1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5450680/original/052326900_1766154270-WhatsApp_Image_2025-12-19_at_21.13.59.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5348192/original/037969700_1757780833-AP25256474033523.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5318264/original/055727500_1755443494-000_69QU3K7.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5266227/original/018287900_1750991512-AP25178062276813.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5426892/original/037144400_1764320192-5.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5443274/original/054749600_1765650927-AP25347592704602.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5450638/original/078619200_1766152104-WhatsApp_Image_2025-12-19_at_11.15.17.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4934036/original/008418500_1725227282-Juventus_vs_AS_Roma_di_Liga_Italia-AP__4_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5223825/original/001461500_1747574496-WhatsApp_Image_2025-05-18_at_20.10.05.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5325417/original/070038100_1755978346-AP25235673218519.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5429806/original/077058700_1764645011-000_32RQ8CG.jpg)











:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5348714/original/082796600_1757861526-alexis_mac_allister_tekel_burnley_liverpool_ap_jon_super.jpg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5055639/original/087067700_1734489642-AP24352772510200.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5318315/original/024874100_1755472074-AP25229710562393.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3909609/original/053420000_1642668386-WhatsApp_Image_2022-01-06_at_7.01.59_PM.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5140124/original/089237000_1740145452-Matthijs_de_Ligt.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4387954/original/096726800_1681010960-2_AP23098555784404.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2263780/original/020625500_1530268577-Bank-Indonesia9.jpg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5355223/original/044899700_1758279020-WhatsApp_Image_2025-09-19_at_17.15.56.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5353014/original/059305500_1758164868-1000076312.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5355984/original/085333600_1758401391-christian_pulisic_selebrasi_udinese_ac_milan_andrea_bressanutti_lapresse_ap.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5045495/original/004340000_1733898938-1733894017386_tujuan-dana-pensiun.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3149803/original/032801800_1591853666-20200611-Harga-Emas-Antam-Naik-ANGGA-5.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4216913/original/034690500_1667792516-Wall-Street-2.jpg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5342889/original/075179100_1757402957-20250908-Pelantikan-Istana_2.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4513879/original/022701400_1690279822-PGE_-_Foto_PLTP_Area_Kamojang.jpeg)
