Kilang Balikpapan Tingkatkan Efisiensi Logistik Lewat SPM Baru dan Tangki Raksasa Lawe-Lawe

3 hours ago 2

Liputan6.com, Jakarta - Pengelolaan logistik minyak mentah menjadi elemen penting dalam menjaga kelancaran operasional Kilang Balikpapan. Untuk memperkuat sistem tersebut, Kilang Pertamina Internasional (KPI) melalui anak usahanya, PT Kilang Pertamina Balikpapan (KPB), telah merampungkan pembangunan dua tangki raksasa di Terminal Lawe-Lawe, serta satu unit fasilitas Single Point Mooring (SPM) beserta jalur perpipaannya. Kehadiran infrastruktur ini memberikan dampak signifikan bagi efisiensi operasional kilang.

Pjs. Corporate Secretary KPI, Milla Suciyani, menjelaskan bahwa tangki baru tersebut akan meningkatkan efisiensi biaya logistik pengiriman minyak mentah atau crude oil. Pengoperasiannya didukung fasilitas pipa berdiameter 52 inci sepanjang 20,2 kilometer yang menghubungkan SPM dengan tangki penyimpanan.

SPM berfungsi sebagai dermaga apung untuk menerima minyak mentah dari tengah laut. “Proyek RDMP Balikpapan membangun SPM dengan kapasitas mencapai 320.000 deadweight tonnage (DWT). Ini memungkinkan kapal tanker kapal jenis Very Large Crude Carrier (VLCC), berlabuh dan mengalirkan minyak mentah,” kata Milla.

Milla melanjukkan dengan kemampuan pengiriman dalam skala besar tentu dapat menghemat biaya logisitik pengiriman minyak mentah. Sebelumnya, Kilang Balikpapan hanya memiliki SPM dengan kapasitas lebih kecil yaitu 150.000 DWT.

Dampak pemasangan dua jalur pipa berdiameter besar, yakni jalur pipa 52 inci untuk Crude Receiving dan jalur pipa 20 inci untuk Crude Transfer, meningkatkan kapasitas sistem penerimaan dan transfer minyak mentah. Milla menyatakan, infrastruktur pipa tersebut memungkinkan proses mengalirkan minyak mentah dari kapal ke tangki dan dari tangki ke kilang, berlangsung dengan kecepatan pemompaan yang jauh lebih cepat dibanding sebelumnya.

“Diameter pipa yang lebih besar membuat volume aliran yang lebih tinggi dalam waktu yang lebih singkat, sehingga mempercepat seluruh proses logistik,” tambah Milla.

Kemampuan sistem logistik minyak mentah ini juga berdampak pada pengurangan waktu tunggu kapal dan proses bongkar muat. Milla mengungkapkan, dengan sistem pengaliran dan penerimaan minyak mentah yang lebih besar dan cepat, kapal tanker tidak perlu lagi menunggu lama untuk bongkar muat, yang pada akhirnya menurunkan biaya demurrage dan meningkatkan produktivitas bongkar minyak mentah.

Milla mengungkapkan, disisi lain terdapat dua tangki raksasa Lawe-Lawe yang dirancang untuk memperkuat ketahanan energi nasional sekaligus meningkatkan efisiensi logistik minyak mentah. Tangki ini merupakan sarana penopang utama proyek RDMP Balikpapan. Tangki tersebut masing-masing berkapasitas 1 juga barel dan menjadi tangki penyimpanan minyak mentah terbesar di Asia Tenggara.

“Keberadaan tangki ini memungkinkan pengelolaan inventori minyak mentah yang lebih fleksibel dan terintegrasi dengan kilang Balikpapan,” ujar Milla.

Tangki raksasa Lawe-Lawe dibangun pada Oktober 2019 dan rampung pada Desember 2024. Tangki ini dibangun untuk meningkatkan kemampuan inventori bahan baku Kilang Balikpapan yang kapasitas pengolahan minyak mentahnya meningkat dari 260 ribu barel menjadi 360 barel per hari.

Milla mengatakan, dengan fasilitas penyimpanan minyak mentah terbesar di Asia Tenggara, Tangki Lawe-Lawe menjadi ikon baru ketahanan energi Indonesia dan siap menopang operasional Kilang Balikpapan, serta memperkuat sistem penyimpanan minyak mentah di Indonesia

“Tangki raksasa Lawe-Lawe bukan hanya simbol kekuatan infrastruktur, tetapi juga representasi nyata dari transformasi energi Indonesia menuju masa depan yang lebih mandiri dan kompetitif. Ini sekaligus jadi simbol nyata dari komitmen KPI dalam membangun sistem energi nasional yang tangguh, efisien, dan berkelanjutan,” tutup Milla.

Read Entire Article
Bisnis | Football |