Inter Milan 0-1 Liverpool: Chivu Murka, Sebut Florian Wirtz 'Diving' dan VAR Tak Paham Sepak Bola!

1 day ago 8

Liputan6.com, Jakarta - Inter Milan harus menelan pil pahit usai dipermalukan Liverpool 0-1 di kandang sendiri dalam lanjutan Liga Champions. Pelatih Cristian Chivu tak bisa menyembunyikan kekecewaannya terhadap drama yang terjadi di Giuseppe Meazza.

Kekalahan menyakitkan ini dipicu oleh keputusan VAR yang memberikan penalti telat bagi tim tamu. Alessandro Bastoni dianggap menarik baju Florian Wirtz meski kontaknya terlihat sangat minim.

Namun, Chivu menilai Inter sejatinya lebih menderita akibat badai cedera di babak pertama. Dua pergantian pemain yang dipaksakan membuat taktik Nerazzurri berantakan di paruh kedua.

Alhasil, Inter harus kehilangan poin krusial secara dramatis di menit-menit akhir. Sang pelatih merasa hasil imbang seharusnya menjadi skor yang paling adil bagi kedua tim.

Intervensi VAR yang Berbahaya

Chivu menyoroti keputusan wasit yang awalnya membiarkan insiden Bastoni dan Wirtz. Menurutnya, wasit berada di posisi sempurna untuk melihat bahwa itu bukan pelanggaran.

Namun, intervensi VAR mengubah segalanya dan memberikan keuntungan bagi Liverpool. Chivu menilai Wirtz melakukan diving berlebihan alias "mendramatisir keadaan" saat terjatuh.

"Saya jarang mengomentari keputusan wasit. Saya berbicara tentang pendidikan dan apa yang seharusnya kita ajarkan kepada orang-orang, terutama di Liga Champions," ujar Chivu kepada Sky Sport Italia.

Pelatih asal Rumania itu mengingatkan bahwa teknologi seharusnya memahami dinamika permainan sepak bola. Keputusan ini dianggap preseden buruk yang merugikan kerja keras tim.

"Wasit berada dalam posisi yang sangat baik untuk melihat seluruh kejadian, dan dia memutuskan itu tidak menjamin penalti," tegas Chivu.

"Ketika VAR campur tangan, ia harus memahami dinamika permainan. Kami harus menerima keputusan dan belajar melawan ketidakadilan, lebih waspada terhadap hal-hal ini," tambahnya.

Lumpuh Karena Cedera Dini

Selain faktor wasit, Chivu mengakui timnya kalah napas akibat situasi tak terduga. Hakan Calhanoglu dan Francesco Acerbi harus ditarik keluar saat laga baru berjalan 30 menit karena cedera.

Hilangnya dua pilar utama ini memaksa Chivu menghabiskan jatah pergantian pemain terlalu dini. Akibatnya, Inter kehabisan bensin saat mencoba meladeni intensitas tinggi Liverpool di akhir laga.

"Kami tidak memiliki cukup energi di babak pertama dan berjuang dengan intensitas mereka, tetapi kemudian kami menemukan kunci yang tepat untuk menciptakan masalah bagi mereka," analisis Chivu.

Sang pelatih menyayangkan timnya tidak bisa melakukan perubahan taktik yang diperlukan di babak kedua. Keterbatasan opsi pemain membuat Inter tertekan hingga akhirnya kecolongan.

"Itu terjadi setelah dipaksa melakukan dua pergantian pemain, yang berarti di babak kedua kami tidak bisa melakukan lebih banyak perubahan dan kehabisan energi," keluhnya.

"Hasil imbang adalah hasil yang tepat mengingat jalannya pertandingan," imbuh mantan bek tangguh tersebut.

Dukungan Pelatih Rival

Kekalahan ini membuat Inter kehilangan poin di menit akhir dalam dua laga beruntun Liga Champions. Sebelumnya, mereka juga kebobolan gol telat saat bersua Atletico Madrid.

Menariknya, pelatih Atalanta Raffaele Palladino turut berkomentar soal insiden penalti tersebut. Palladino yang melihat tayangan ulang menyebut penalti itu "tidak ada" alias mengada-ada.

"Kejadian itu terjadi di akhir pertandingan, ini yang kedua dalam dua pertandingan Liga Champions terakhir, dan kami berakhir dengan tangan kosong lagi," tutur Chivu meratapi nasib timnya.

Mendengar komentar Palladino yang membelanya, Chivu hanya memberikan respons singkat. Ia memilih untuk tidak memperkeruh suasana lebih jauh meski merasa dirugikan.

"No comment," jawab Chivu sambil tersenyum kecut.

Mantan pemain AS Roma itu kini meminta anak asuhnya fokus pada hal-hal positif. Mereka harus segera bangkit untuk memperbaiki posisi di klasemen fase liga.

Read Entire Article
Bisnis | Football |