Indonesia Bisa Berdaulat Energi dengan Batu Bara, Begini Caranya

21 hours ago 8

Liputan6.com, Jakarta Anggota Komisi XII DPR RI, Dewi Yustisiana, menegaskan bahwa hilirisasi batu bara merupakan langkah strategis untuk mentransformasi ekonomi Indonesia menuju kedaulatan energi dan penguatan industri nasional.

Pernyataan ini ditegaskan menyusul besarnya ekspor batu bara terbesar Indonesia. Dari data Kementerian ESDM dari total penjualan 811,01 juta ton, sekitar 433,17 juta ton diekspor ke berbagai negara.

Menurut Dewi, selama ini Indonesia terlalu bergantung pada ekspor bahan mentah, padahal potensi batu bara sangat besar untuk diolah menjadi produk bernilai tinggi. Salah satu prioritas hilirasi adalah gasifikasi batu bara menjadi Dimethyl Ether (DME) sebagai substitusi LPG impor, seperti yang tengah dijalankan oleh PT Bukit Asam di Tanjung Enim.

Selain itu, batu bara juga dapat diolah menjadi bahan baku industri penting seperti metanol dan urea untuk sektor petrokimia dan pupuk. PT BA dengan PGN juga mengembangkan Subtitute Natural Gas (SNG) atau gas alam sintetis yang memungkinkan batu bara diubah menjadi bahan bakar cair seperti diesel dan bensin sintetis, juga menjadi bagian dari peta jalan hilirisasi meski masih dalam tahap awal.

Lebih lanjut, Dewi menyoroti pentingnya diversifikasi produk hilirisasi seperti briket, karbon aktif, hingga grafit sintetis untuk mendukung berbagai industri termasuk industri baterai kendaraan listrik yang sedang berkembang.

Percepatan Hilirisasi Batu Bara

Untuk mendukung akselerasi hilirisasi batu bara, pemerintah dalam hal ini Kementerian ESDM terus melakukan langkah-langkah strategis. Politisi Partai Golkar ini mendorong pemerintah menyiapkan berbagai insentif fiskal dan non-fiskal, termasuk pembebasan pajak, kemudahan perizinan, serta skema off-taker untuk menjamin kepastian pasar.

“Hilirisasi ini bukan semata proyek ekonomi, tapi bagian dari agenda besar menciptakan ekonomi yang mandiri dan berdaulat,” tegas legislator asal Daerah Pemilihan Sumatera Selatan II itu.

Ia juga mengingatkan bahwa upaya ini menghadapi tantangan besar seperti kebutuhan investasi tinggi, ketergantungan teknologi asing, serta ketidakpastian harga pasar produk hilir dibandingkan batubara mentah. Karena itu, ia mendorong kolaborasi erat antara pemerintah, BUMN, dan swasta agar transformasi ini berjalan konsisten dan berdampak langsung pada kesejahteraan rakyat.

Harga Batu Bara Stabil saat Minyak Tergelincir ke Level Terendah

Sebelumnya, harga batu bara Newcastle pada Senin, 5 Mei 2025 tetap di posisi USD 102,35 per ton. Hal ini terjadi di tengah harga minyak dunia yang melemah pada awal pekan ini.

Berdasarkan data barchart.com, dikutip Selasa, (6/5/2025), harga batu bara Newcastle untuk pengiriman Juni 2025 pada 5 Mei 2025 tetap di posisi USD 102,35.

Sementara itu, harga minyak mentah Amerika Serikat (AS) ditutup pada level terendah sejak 2021 usai OPEC+ setuju meningkatkan produksi pada Juni. Ini adalah persetujuan peningkatan produksi untuk bulan kedua yang dilakukan oleh organisasi produsen minyak beserta sekutunya ini.

Mengutip CNBC,  harga minyak mentah AS susut USD 1,16 atau 2% menjadi USD 57,13 per barel pada penutupan perdagangan Senin. Angka ini adalah penutupan terendah sejak Februari 2021.

Sementara itu, harga minyak mentah Brent yang menjadi patokan global turun USD 1,06 atau 1,7% mnejadi USD 60,23 per barel pada penutupan perdagangan. Harga minyak mentah patokan global ini sudah turun sekitar 20% sepanjang 2025.

Harga batu bara Newcastle yang tetap itu juga terjadi di tengah produksi batu bara India dari tambang milik sendiri dan komersial mencapai 14,01 juta ton atau metrik ton (MT) pada April 2025, naik dari 10,87 MT dari periode sama tahun lalu.

Produksi Batu Bara

Mengutip Asian-Power.com, produksi batu bara India naik menjadi 16,81 MT dari 14,54 MT. Kementerian mengaitkan tren ini dengan intervensi kebijakan berkelanjutan, pemantauan ketat dan keterlibatan pemangku kepentingan untuk mempercepat izin operasional dan meningkatkan kapasitas produksi.

Kontribusi lainnya terhadap peningkatan ini adalah dimulainya operasi di blok batu bara yang dikembangkan selama periode tersebut yakni blok Kotre Basantpur Pachmo milik M/s Central Coalfields Limited (CCL) dengan kapasitas puncak terukur 5 MT per tahun. Selain itu, blok batu bara Naini milik M/s Singareni Collieries Company Limited (SCCL) dengan kapasitas puncak terukur 10 MT per tahun.

“Fokusnya tetap pada memastikan kelancaran produksi, meminimalkan gangguan pasokan, dan berkontribusi secara signifikan terhadap permintaan energi negara yang terus meningkat,” kata kementerian tersebut.

Read Entire Article
Bisnis | Football |