Masa Depan Mohamed Salah Memanas: Arab Saudi Paling Dekat, MLS Ikut Berminat

2 hours ago 4

Liputan6.com, Jakarta - Situasi Mohamed Salah di Liverpool memasuki fase paling rumit sejak ia tiba di Anfield. Dalam beberapa hari terakhir, masa depannya semakin tidak menentu setelah ia menyatakan secara gamblang bahwa hubungannya dengan Arne Slot tidak berjalan baik.

Kondisi itu memunculkan spekulasi bahwa kepergiannya hanya menunggu waktu. Sepanjang musim ini, kritik dari sebagian fans mulai mengemuka, dan ketegangannya dengan pelatih tampak makin nyata.

Salah bahkan tiga kali beruntun memulai laga dari bangku cadangan, yang memicu kecaman publik darinya setelah pertandingan. Ia memberi sinyal bahwa laga kandang berikutnya bisa menjadi penampilan terakhirnya di Anfield.

Situasi tersebut membuat pintu keluar semakin terbuka. Saudi Pro League kembali muncul sebagai tujuan paling realistis, tapi kini liga lain juga mengambil posisi dalam pembicaraan, termasuk MLS.

Ketegangan dengan Slot Picu Krisis Baru

Salah menyampaikan bahwa ia tidak memahami alasan berada di bangku cadangan dalam beberapa pertandingan terakhir.

Baginya, keputusan tersebut tampak sebagai cara sang pelatih mengalihkan perhatian dari masalah lain. Ia merasa kontribusinya selama bertahun-tahun sudah cukup untuk mengamankan posisi starter.

Di sisi lain, Arne Slot menilai bahwa setiap pemain harus menunjukkan kualitas terbaiknya setiap pekan. Pelatih asal Belanda itu tidak ragu menegaskan pandangannya tersebut kepada sang penyerang.

Meski klub berharap situasi mereda, tekanan publik dan dinamika ruang ganti membuat masa depan Salah semakin sulit dipertahankan. Konflik ini diprediksi baru menemui kejelasan setelah sang pemain kembali dari Piala Afrika.

Saudi Paling Serius, MLS Ikut Mengintip

Saudi Pro League kembali menjadi tujuan utama yang paling kuat. Kompetisi tersebut pernah mencoba mendatangkan Salah sebelumnya dan kini berada di posisi paling depan bila terjadi transfer. Kemungkinan itu menguat seiring renggangnya hubungan pemain dengan klub.

Namun, peluang baru muncul dari Amerika Serikat. MLS, yang terus berkembang dan bersiap menghadapi masa pensiunnya Leo Messi, melihat Salah sebagai wajah besar berikutnya untuk memimpin ekspansi mereka.

Hambatan utama datang dari sisi finansial. Gaji di MLS jelas lebih rendah dibanding tawaran tim-tim Arab, dan aturan Fair Play di Amerika Serikat membuat biaya transfer harus sesuai regulasi.

Read Entire Article
Bisnis | Football |