Luhut Akui Belanja Pemerintah Jadi Penyebab Utama Pertumbuhan Ekonomi 4,87%

15 hours ago 5

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan pertumbuhan ekonomi  menjadi 4,87% pada kuartal I 2025 didorong konsumsi pemerintah yang melambat.

Luhut menuturkan, pertumbuhan ekonomi itu sedikit lebih rendah dibanding tahun-tahun sebelumnya. Namun, Luhut menilai, pola tersebut bukan hal baru.

“Karena pada masa transisi pemerintahan 2014, kuartal pertama dan kedua juga tumbuh di bawah 5%. Artinya, dalam masa penyesuaian seperti ini, perlambatan bisa terjadi,” ujar dia seperti dikutip dari akun instagram resmi @luhut.pandjaitan, Rabu (7/5/2025).

Luhut mengakui salah satu faktor utama perlambatan ekonomi adalah kontraksi konsumsi pemerintah.

“Salah satu faktor utama perlambatan saat ini adalah kontraksi konsumsi pemerintah. Karena itu, percepatan belanja negara menjadi kunci,” kata dia.

Seiring hal itu, Luhut melihat Program Makan Bergizi (MBG) menjadi salah satu motor penting untuk mengakselerasi belanja negara. Ia menuturkan, program MBG akan membantu penyaluran dana ke simpul-simpul ekonomi baru ke 70 ribu desa seiring dana Rp 171 triliun untuk program MBG.

Diharapkan dana program MBG tersalurkan dengan baik sehingga mendorong proses penciptaan lapangan kerja dan mendorong ekonomi. Luhut memperkirakan butuh waktu 6 bulan-1 tahun untuk membentuk ekosistem dari program tersebut.

"Dampak nyata akan tercipta, salah satunya yaitu menghidupkan simpul ekonomi desa: petani sayur, peternak ayam, penjual telur, hingga pelaku UMKM lokal,”  ujar dia.

Luhut menyadari ada hal-hal lain yang tetap perlu diwaspadai misalnya perlambatan konsumsi rumah tangga, investasi yang belum pulih optimal, tekanan ekspor akibat kondisi global, dan pertumbuhan wilayah yang belum merata. “Ini semua mengingatkan kita, pemerataan dan percepatan harus dijalankan secara simultan,” kata dia.

Sederhanakan Regulasi

Luhut pun mengajak agar menjaga semangat kebersamaan terutama dalam hadapi ketidakpastian ekonomi dunia yang didorong dari perang dagang.

“Dalam situasi seperti ini, bukan saatnya saling menyalahkan. Kita butuh kerja nyata, kolaborasi lintas sektor dan keberanian untuk mengambil keputusan penting,” kata dia.

Luhut juga mengingatkan mengenai arahan Presiden Prabowo Subianto untuk menyederhanakan regulasi, perkuat kemitraan dagang dan jaga keseimbangan hubungan ekonomi global sambil memastikan perlindungan bagi rakyat kecil.

“Di situlah letak kekuatan dan arah pembangunan kita. Ekonomi ini harus bergerak bersama, dari desa hingga pusat, dari bawah ke atas. Saya percaya bila kita bekerja secara kompak dan terintegrasi, kita bukan hanya mampu melewati masa sulit ini, tetapi juga mempercepat langkah mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang kita cita-citakan bersama,” kata dia.

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Kuartal I-2025 Capai 4,87%

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 4,87% pada kuartal I 2025 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year).

Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menyampaikan, produk domestik bruto (PDB) Indonesia atas dasar harga berlaku pada kuartal I-2025 mencapai Rp 5.665,9 triliun. Sementara itu, PDB atas dasar harga konstan tercatat sebesar Rp 3.264,5 triliun.

"Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2025 adalah sebesar 4,87% bila dibandingkan dengan kuartal I-2024 atau secara year-on-year," kata Amalia dalam konferensi pers pengumuman pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I-2025, di Jakarta, Senin (5/5/2025).

Menurut Amalia, kontraksi ekonomi secara kuartalan atau quarter-to-quarter pada kuartal I merupakan pola musiman yang umum terjadi.

Ia menjelaskan bahwa setiap awal tahun, kegiatan ekonomi biasanya cenderung melambat dibandingkan akhir tahun sebelumnya, sehingga pola penurunan di kuartal pertama ini sejalan dengan tren historis.

"Pertumbuhan ekonomi kuartal I-2025 ini sejalan dengan pola yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya di setiap kuartal ke-I itu relatif selalu lebih rendah dibandingkan dengan kuartal IV tahun sebelumnya," jelasnya.

Dari sisi lapangan usaha, hampir seluruh sektor mencatatkan pertumbuhan positif pada kuartal I-2025 secara tahunan. Namun, satu sektor yakni pertambangan mengalami kontraksi.

"Pada kuartal I-2025 secara year-on-year, seluruh lapangan usaha tumbuh positif kecuali lapangan usaha pertambangan," ujarnya.

Read Entire Article
Bisnis | Football |