Diogo Dalot Meledak: Desak Skuad Man United Main dengan Amarah demi Amorim

Liputan6.com, Jakarta - Manchester United kembali memasuki pekan krusial dengan performa yang masih naik turun sepanjang musim ini. Setiap hasil yang meleset membuat tekanan terhadap Ruben Amorim semakin menumpuk dan menimbulkan tanda tanya besar soal arah proyeknya.

Momentum yang sempat tumbuh dari laju tak terkalahkan perlahan memudar karena rangkaian hasil yang tak konsisten. Situasi itu memicu keresahan di ruang ganti dan membuat ekspektasi para penggemar semakin sulit dipenuhi.

Kekalahan mengejutkan dari Everton yang bermain dengan 10 pemain serta hasil imbang kontra West Ham kian memanaskan atmosfer internal klub. Amorim disebut memberikan pengarahan keras setelah laga tersebut, sebagai upaya mengembalikan fokus dan intensitas tim.

Dengan duel melawan Wolverhampton semakin dekat, Manchester United tak punya banyak ruang untuk berbuat salah. Partai tersebut kini dipandang sebagai laga penentu yang bisa meredakan atau justru menambah tekanan bagi Amorim di Old Trafford.

Diogo Dalot muncul sebagai sosok yang paling vokal dalam menanggapi situasi genting di tubuh Manchester United. Bek asal Portugal itu mendesak rekan-rekannya untuk turun ke lapangan dengan emosi yang lebih besar, terutama menghadapi Wolves yang belum pernah menang musim ini.

Menurut Dalot, United tak lagi bisa sekadar mengandalkan kualitas ataupun pendekatan taktis semata. Ia menilai perubahan hanya akan muncul jika seluruh pemain memiliki dorongan emosional yang kuat dan mampu mengubah frustrasi menjadi energi positif.

Situasi semakin tegang setelah Dalot mencetak gol yang seharusnya mengamankan kemenangan atas West Ham, tetapi United malah kebobolan di menit akhir. Hasil tersebut memperlihatkan betapa kurangnya ketegasan dan fokus dari skuad dalam momen-momen penting.

“Terkadang masalahnya bukan pada kualitas sepak bola. Kami telah menunjukkan musim ini bahwa kami bisa menjadi tim yang sangat bagus, tetapi kami perlu memperbaiki diri. Itu harus dari dalam. Itu harus dari kemarahan dan dorongan yang dibutuhkan setiap hari untuk memenangkan pertandingan sepak bola," seru Dalot, dikutip dari Goal.

Selain menuntut tim bermain dengan amarah, Dalot menekankan pentingnya obsesi untuk tampil sempurna ketika mengenakan seragam Manchester United. Ia merasa rekan-rekannya belum sepenuhnya menunjukkan mentalitas tersebut, terutama di tengah jadwal yang menguntungkan namun sering disia-siakan.

Dalot mengingatkan bahwa United tidak bisa lagi bersandar pada narasi “butuh waktu” jika ingin kembali kompetitif. Ia menilai klub sebesar MU menuntut kemenangan yang konsisten, dan para pemain wajib menunjukkan hasrat yang selaras dengan identitas klub.

Ketegangan internal juga meningkat karena penggemar mulai mempertanyakan apakah skuad benar-benar bereaksi terhadap standar tinggi yang dibawa Amorim. Dalot percaya bahwa segalanya bisa berubah jika obsesi untuk menang tertanam dalam setiap individu di tim.

“Kami perlu sedikit lebih terobsesi bermain untuk klub ini, memenangkan pertandingan, dan memenangkan trofi. Saya tidak akan terjebak dalam anggapan 'kami butuh waktu'," tegasnya.

"Kami harus segera menang karena itulah yang dituntut klub. Itulah mengapa terkadang terasa lebih menyakitkan ketika kami memiliki peluang seperti ini dan kami tidak menang," tandas Dalot.

(Goal)