Cetak Janice Tjen Baru, Pelti Gencarkan Sertifikasi Pelatih Tenis Berlisensi ITF

Liputan6.com, Jakarta- Tenis Indonesia sedang bangkit dengan munculnya petenis putri Janice Tjen yang berprestasi cemerlang sepanjang tahun 2025 ini. Janice menutup tahun 2025 dengan menempati posisi 53 ranking tenis dunia WTA.

Janice baru saja mengakhiri dahaga Indonesia untuk melihat adanya petenis yang menjadi juara turnamen WTA Tour selama 23 tahun. Janice menjadi juara di Chennai Open 2025.

Di tengah kebangkitan tenis nasional, Pengurus Pusat Persatuan Tenis Seluruh Indonesia (PP PELTI) tak mau kehilangan momentum. Pelti kembali melanjutkan komitmennya meningkatkan kualitas sumber daya kepelatihan nasional. Kali ini, organisasi tenis nasional tersebut menggelar sertifikasi Pelatih Tenis Tingkat Madya berlisensi International Tennis Federation (ITF).

Program berlangsung di Klub Kelapa Gading, Jakarta Timur, pada 19–30 November 2025. Kegiatan ini menjadi tahap lanjutan setelah sertifikasi tingkat dasar yang baru saja diselenggarakan di kawasan Gelora Bung Karno.

Sekjen PP Pelti, Andi Fajar Asti, menjelaskan bahwa sertifikasi ini merupakan bagian dari roadmap peningkatan kualitas pelatih tenis di Tanah Air. Diharapkan dengan adanya pelatih berkualitas maka Indonesia bisa memiliki banyak petenis handal seperti Janice Tjen.

“Jadi sekarang kita lagi bikin sertifikasi pelatih tenis tingkat madya berlisensi ITF sebagai tindak lanjut dari sertifikasi tingkat dasar kemarin,” ucapnya dalam keterangan tertulis, Rabu (19/11/2025).

Untuk menjaga efektivitas pembelajaran, PP Pelti membatasi jumlah peserta dalam setiap sesi pelatihan.

“Jadi kita batasi untuk satu tutor itu hanya bisa 12 peserta, karena ini 2 tutor jadi total pesertanya ada 24. Tapi berikutnya kita akan bikin kegiatan ini bergelombang, jadi akan semakin banyak pelatih yang dapat kita sertifikasi,” ujar pria asal Sinjai tersebut.

Ia berharap program ini terus menghasilkan tenaga pelatih yang mumpuni. “Harapan kita dapat lahirnya pelatih tenis yang berkualitas, punya keilmuan di bidang kepelatihan,” ucapnya.

Lebih jauh, Andi Fajar menegaskan bahwa PP Pelti kini menerapkan standar baru menjelang Pekan Olahraga Nasional (PON). Pada PON nanti wajib didampingi pelatih dengan sertifikat ITF Level 1.

“Pelti juga mewajibkan kapten dan pelatih pada PON mendatang wajib memiliki sertifikasi level 1, itu instruksi dari PP Pelti. Memang kita sekarang sedang memaksa untuk para pelatih mengambil sertifikasi,” pungkasnya.

Sementara itu, salah satu tutor dalam sertifikasi ini, Martin Setiawan, berharap kegiatan serupa dapat digelar lebih luas agar menjangkau talenta kepelatihan di berbagai daerah.

“Saya harap dengan kita adakan sertifikasi pelatih ini dan kedepannya dapat lebih terstruktur lagi, kita juga ingin ini dapat diadakan di daerah-daerah untuk tahap dasar dan untuk lanjutannya akan dibuat secara nasional di Jakarta,” ucap pelatih yang tercatat sebagai satu-satunya pemegang sertifikat ITF Level 3 di Indonesia.

Martin juga menegaskan bahwa peserta yang lulus akan diklasifikasi berdasarkan kualitasnya.

“Jadi pada pelatihan ini yang lulus memiliki 2 kriteria, yaitu hanya lulus dan lulus dengan rekomendasi untuk lanjut ke tahap selanjutnya, artinya hanya lulusan yang terbaik yang dapat melanjutkan ke tahap selanjutnya,” jelasnya.

Dengan berjalannya program sertifikasi berjenjang ini, PP Pelti berharap fondasi pembinaan tenis di Indonesia semakin kuat dan profesional, sejalan dengan kebutuhan kompetisi nasional maupun internasional.