7 Perusahaan Mau Bikin Mobil Listrik di Indonesia, Ini Daftarnya

15 hours ago 5

Liputan6.com, Jakarta Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Perkasa Roeslani mengatakan ada 7 perusahaan asing yang minat membangun pabrik pembuatan mobil listrik di Indonesia. Total nilai investasinya disebut mencapai Rp 15,4 triliun.

Dia menjelaskan, 7 perusahaan itu merupakan produsen mobil listrik ternama. Diantaranya, ada BYD, Citroen, Aion, Maxus, Gili, VinFast, hingga VW.

"Jadi itu yang sudah mulai menyatakan komitmen dan sudah mulai berjalan,"kata Rosan Roeslani dalam New Energy Vehicle Summit 2025, di Jakarta, dikutip Rabu (7/5/2025).

Rosan bilang, peluang produksi mobil listrik di dalam negeri diprediksi terus meningkat. Pada 2030, diramalkan produksi mobil listrik bisa mencapai 2,5 juta unit per tahun.

"Karena kita lihat, baik produksi kendaraan listrik ini akan terus meningkat dan pada tahun 2030 kita memprediksi produksi kendaraan listrik dapat meningkat menjadi 2,5 juta unit per tahunnya pada saat nanti tahun 2030," tutur dia.

Dia menjelaskan, 7 perusahaan asing sudah menyatakan minat sejak 2024 hingga Maret 2025 ini. Bahkan, disebut sudah ada pihak yang membangun pabrik di Tanah Air.

"Sejak 2024 hingga Maret 2025 ini sudah ada 7 produsen kendaraan listrik yang menyatakan komitmen investasinya dan sudah mulai melakukan konstruksi dengan nilai total Rp 15,4 triliun untuk rencana produksi mobil EV dengan kapasitas 281 ribu unit per tahunnya," ungkap Rosan.

Rosan Roeslani Sebut Huayou Mau Tanam Modal Lagi di RI

Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Perkasa Roeslani mengatakan investasi Zhejian Huayou Cobalt Co sudah tembus USD 9 miliar atau setara Rp 147,6 triliun (asumsi kurs Rp 16.402).

"Kalau dia investasi total di Indonesia, karena saya baru bertemu dengan chairman-nya, itu sudah mencapai USD 9 miliar yang sudah investasi, yang sudah masuk ya, dan sudah terealisasi investasinya," ungkap Rosan ditemui di kawasan SCBD, Jakarta, Selasa (6/5/2025).

Dia mengatakan, Huayou perusahaan yang berbasis di China itu berencana menambah investasi lagi ke Tanah Air dengan nilai diperkirakan mencapai USD 8,3 miliar. Angka investasi itu akan dibagi dua, lantaran Huayou berencana memboyong mitra asal China lainnya.

"Yang barunya ini kurang lebih jadi USD 8,3 (miliar), karena dia akan bareng juga dengan perusahaan dari China, jadi bagi 2, jadi sekitar USD 4 miliar yang baru," tuturnya.

Potensi ke Depan

Rosan mengatakan, Huayou akan menanamkan investasi ke ekosistem baterai mobil listrik di RI. Menurutnya, tidak ada masalah terkait suplai dari hasil produksi baterai mobil listrik nantinya.

"Ya, ini suplainya kemana-mana gitu ya, karena suplainya ini masuk ke semua kebutuhan yang ada, ya tidak hanya China, tapi juga even ke US gitu ya, ke US, ke Eropa, jadi ini sebenarnya sudah sangat-sangat baik offtaker-nya," sambung Rosan.

Bahlil Lahadalia Mau Cari Rekan Huayou

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia akan mencari mitra tambahan untuk melanjutkan proyek pabrik sel baterai mobil listrik. Menyusul penunjukkan Huayou sebagai pengganti LG Energy Solution.

Dia mengatakan, konsorsium LG Energy Solution sebelumnya telah berhasil membangun pabrik sel baterai di Karawang, Jawa Barat. Pabrik ini adalah hasil kerja sama antara Hyundai Motor Group dan LG Energy Solution melalui PT HLI Green Power dan telah beroperasi dengan kapasitas produksi tahunan sebesar 10 Gigawatt hour (GWh).

Bahlil mengatakan, targetnya adalah pabrik berkapasitas 30 GWh. Artinya masih ada 20 GWh untuk melengkapi target tersebut. Setelah dipilihnya Huayou, Bahlil mengaku akan mencari mitra lainnya.

"Ada pasti, mitranya adalah yang akan membangun 20 giga berikutnya. Nanti kita umumkan ya," kata Bahlil di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, ditulis Selasa (29/4/2025).

Perusahaan Besar

Dia memberikan kisi-kisi kalau perusahaan yang akan diumumkannya itu memiliki kompetensi mumpuni. Bahkan masuk dalam daftar 7 perusahaan besar dunia.

"Ini salah satu perusahaan yang masuk 7 besar di dunia, eggak mungkin dong kita memasukkan partner yang belum comply dan belum teruji. Semuanya sudah teruji," ucapnya.

Read Entire Article
Bisnis | Football |