Standar MU Anjlok? Ini Batas Kegagalan yang Tak Boleh Dilewati Ruben Amorim

Liputan6.com, Jakarta - Manchester United memasuki musim baru dengan ekspektasi besar terhadap proyek Ruben Amorim. Namun, standar yang dulu identik dengan Old Trafford kini kembali menjadi sorotan, terutama dari sosok yang pernah mengangkat banyak trofi bersama klub.

Eks MU, Patrice Evra menyampaikan peringatan keras mengenai apa yang dianggap kegagalan bagi MU pada musim ini. Absennya United di Liga Champions untuk dua musim beruntun menciptakan tekanan tambahan bagi Amorim.

Selain dampak finansial yang besar, absennya mereka dari kompetisi elite Eropa dianggap mencederai citra klub. Situasi ini semakin relevan ketika United masih berjuang menemukan konsistensi di Premier League.

Di tengah situasi tersebut, Evra tetap menaruh kepercayaan pada Amorim. Namun, ia memastikan bahwa target klub tidak boleh bergeser jauh dari standar historis yang selama ini menjadi ciri Manchester United.

Evra memperingatkan bahwa Amorim tidak boleh gagal membawa MU kembali ke Liga Champions. United sebelumnya gagal lolos dua musim berturut-turut untuk pertama kalinya sejak era Sir Alex Ferguson.

Di mata Evra, menilai absennya klub dari kompetisi elite Eropa sangat merugikan dalam hal finansial maupun reputasi. Dia menyoroti fakta bahwa MU kehilangan pemasukan besar setelah tersingkir dari Liga Champions.

Selain pendapatan yang diperkirakan mencapai 100 juta pounds, para pemain juga mengalami pemotongan gaji akibat kegagalan tersebut. Ia menilai kondisi itu seharusnya menjadi pendorong untuk bangkit.

“Di bawah manajer sebelumnya, kami memenangkan Piala FA dan Piala Liga, tetapi Anda kehilangan banyak hal dengan tidak berada di Liga Champions. Itu akan sulit," ujar Evra.

"Ada punya Arsenal, City, Chelsea dan Aston Villa yang benar-benar bersaing. Jika Man United tidak finis di empat besar maka itu akan menjadi kekecewaan besar, kegagalan.”

Meski memberi peringatan keras soal target klub, Evra tetap mendukung Amorim untuk melanjutkan pekerjaannya. Ia melihat pelatih Portugal itu membuat pengorbanan besar demi kepentingan tim dan menunjukkan komitmen penuh terhadap klub.

Performa MU musim ini masih naik turun meski tidak bermain di kompetisi Eropa yang menguras tenaga. United hanya memenangi tujuh dari 15 pertandingan liga sejauh ini, meski kini duduk di peringkat keenam dan hanya terpaut satu poin dari posisi empat besar.

Amorim sendiri menilai timnya seharusnya sudah mengumpulkan poin lebih banyak. Dan Evra menegaskan keyakinannya bahwa Amorim adalah sosok yang memprioritaskan klub di atas kepentingan pribadi.

“Bahkan di masa-masa buruk, saya mempercayai dia [Amorim]. Dia adalah seseorang yang saat ini akan mati untuk klub. Itu perasaan saya terhadap Amorim," lanjut Evra.

"Dia adalah seseorang yang benar-benar menempatkan klub di atas dirinya sendiri dan dibandingkan beberapa manajer sebelumnya, saya merasa dia berbeda, tetapi dia mungkin membutuhkan lebih banyak pemain.”