Liputan6.com, Jakarta - Kekalahan menyakitkan di Parc des Princes tak menyurutkan keyakinan Mikel Arteta. Di tengah kekecewaan tersingkir dari ajang bergengsi Liga Champions, pelatih Arsenal justru melontarkan sesumbar mengenai kualitas timnya.
"Kami adalah tim terbaik di Liga Champions musim ini," tegasnya, meski The Gunners harus menelan kekalahan 1-2 dari Paris Saint-Germain pada leg kedua semifinal, setelah sebelumnya tertinggal 1-0 pada pertandingan pertama.
Walau kandas, perjalanan Arsenal di pentas Eropa memang layak mendapat apresiasi. Dimulai dengan penampilan solid di format liga baru sepanjang musim gugur dan dingin, skuad London Utara ini kemudian menunjukkan kekuatan menghancurkan dengan membantai PSV Eindhoven dengan agregat telak 9-3 di babak 16 besar.
Momen paling membanggakan datang saat Arsenal mengukir sejarah dengan menaklukkan raksasa Spanyol dan juara bertahan Real Madrid di babak perempat final. Kemenangan di kedua pertandingan melawan Los Blancos mengukuhkan kredibilitas tim asuhan Arteta sebagai kekuatan baru yang diperhitungkan di Eropa.
Meski impian mencapai final pertama sejak 2006 harus pupus, Arteta tetap memberikan penghargaan tinggi atas perjuangan heroik anak asuhnya. Sebuah musim penuh pencapaian yang menjadi fondasi kokoh untuk petualangan Eropa Arsenal di musim-musim mendatang.
Arteta Tegaskan Arsenal Sebagai Tim Terbaik Liga Champions
Mikel Arteta buka suara kepada TNT Sports pasca kekalahan menyakitkan Arsenal di semifinal Liga Champions. Sang pelatih berani mendeklarasikan keyakinannya yang tak tergoyahkan di tengah kepahitan.
"Menurut saya, sejauh ini belum ada tim yang lebih baik di kompetisi ini, dari apa yang saya lihat. Kami pantas mendapatkan hasil lebih baik di kedua pertandingan [melawan PSG]," tegas Arteta.
"Dalam kompetisi seperti ini, kotak penalti adalah penentu utama. Di area tersebut, sosok penjaga gawang mereka, Gianluigi Donnarumma, tampil sebagai pemain terbaik di kedua pertandingan."
Donnarumma memang tampil bak benteng tak tertembus dengan total delapan penyelamatan gemilang di kedua leg. Di Emirates Stadium, kiper timnas Italia ini berhasil mementahkan peluang emas Leandro Trossard dan Gabriel Martinelli dengan refleks ajaib.
Kisah heroik sang kiper berlanjut di Parc des Princes. Dengan kecakapan luar biasa, ia kembali memupuskan harapan Martinelli serta kapten Martin Odegaard di fase-fase krusial pertandingan, menjaga keunggulan tipis PSG sebelum Fabian Ruiz menghancurkan impian Arsenal dengan gol pembuka.
Arteta Ungkap Perjuangan Heroik dalam Keterbatasan
Mikel Arteta membuka tabir perjuangan di balik pencapaian Arsenal mencapai semifinal Liga Champions. Dengan suara penuh emosi, pelatih berdarah Spanyol itu menegaskan bahwa perjalanan The Gunners menembus empat besar kompetisi elit Eropa bukan sekadar kebetulan, melainkan hasil kerja keras luar biasa di tengah badai cedera dan jadwal mencekik.
Krisis pemain menjadi momok menakutkan bagi Arsenal sepanjang musim. Ketajaman lini depan terkikis dengan absennya Kai Havertz dan Gabriel Jesus, memaksa gelandang Mikel Merino berperan sebagai ujung tombak dadakan di Parc des Princes. Situasi semakin pelik dengan cedera Gabriel Magalhaes, pilar pertahanan yang absen beberapa pekan terakhir.
"Saya sangat bangga dengan anak-anak," ungkap Arteta dengan penuh kehangatan. "Mereka sangat pantas mendapatkan pujian atas apa yang mereka lakukan, dalam konteks dan situasi ini, dengan banyaknya cedera yang kami alami. Kami tiba di sini dalam kondisi terburuk yang bisa dialami sebuah tim."
Arteta kemudian menyoroti perbedaan signifikan persiapan kedua tim. "Anda harus datang ke sini dengan semua pemain fit, siap, dengan banyak menit bermain, dengan istirahat seperti yang mereka [PSG] alami selama seminggu. Kami datang dalam konteks yang sama sekali berbeda, namun tetap mampu bersaing. Itu memberi saya banyak hal positif untuk masa depan, meski malam ini saya sangat kecewa."