China Vonis Eks Bos Perusahaan Minyak 13 Tahun Bui Gegara Suap

9 hours ago 8

Jakarta, CNN Indonesia --

China memvonis mantan bos China National Petroleum Corp (CNPC), Wang Yilin, hukuman 13 tahun penjara dan denda sekitar 3 juta yuan (Rp6,7 miliar) atas kasus suap pada Selasa (13/5).

Media pemerintah China, CCTV, melaporkan vonis hukuman Wang ini muncul kala Presiden Xi Jinping terus menggaungkan kampanye anti-korupsi.

Wang, yang pensiun dari CNPC pada 2020, telah dipecat dari Partai Komunis China (CCP) karena pelanggaran disiplin.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikutip Reuters, laporan CCTV menyebutkan Yilin dinyatakan bersalah menerima aset bernilai tinggi secara ilegal serta menyalahgunakan jabatannya untuk membantu pihak lain memperoleh keuntungan dalam pengadaan proyek.

CNPC merupakan perusahaan pelat merah dan induk dari PetroChina yang tercatat di bursa saham. CNPC belum memberikan tanggapan atas permintaan komentar terkait kasus ini oleh Reuters.

Namun, dalam pernyataan tahun lalu, CNPC menyatakan dukungannya atas pemecatan Wang dari Partai. CNPC bahkan menegaskan langkah tersebut mencerminkan sikap "tanpa toleransi" partai yang berkuasa terhadap praktik korupsi.

Sebelum menjabat sebagai ketua CNPC, Wang pernah memimpin China National Offshore Oil Corp (CNOOC), induk dari perusahaan minyak raksasa CNOOC Ltd.

Presiden Xi Jinping memang tengah gencar menggaungkan pemberantasan korupsi selama beberapa bulan terakhir. Selama ini, pemerintah China di bawah Xi memang getol menangkap pejabat kelas kakap yang dituduh korupsi. 

Namun, kritikus menganggap penangkapan itu juga sebagian besar dilakukan bermotif politik terutama terhadap orang-orang yang dianggap tidak lagi sejalan dengan Xi Jinping.

Pada 6 Januari lalu, Xi Jinping menegaskan korupsi adalah ancaman terbesar bagi CCP. Hal itu ia sampaikan saat membuka kongres Komisi Pusat untuk Inspeksi Disiplin (CCDI)

Dalam kesempatan itu, Xi Jinping memperingatkan dengan tegas bahwa CCP berkomitmen menangani "masalah kronis" yang telah mengakar di berbagai lapisan masyarakat China ini.

"Korupsi adalah ancaman terbesar bagi partai kita," tegas Xi Jinping.

Sepanjang tahun 2024, Tiongkok diguncang oleh gelombang penyelidikan korupsi yang menyeret sejumlah tokoh penting, mulai dari wakil gubernur bank sentral hingga mantan ketua perusahaan minyak dan gas terbesar di negara itu.

Hal ini menambah kekhawatiran di tengah perekonomian China yang cenderung melesu dan masyarakat yang mulai kehilangan rasa kesejahteraan.

Daftar pejabat yang terseret korupsi ini juga mencakup pejabat militer tingkat tinggi seperti Laksamana Miao Hua. Korupsi Miao terkuak kala dirinya menjadi salah satu pejabat tinggi militer China yang sedang mengupayakan modernisasi angkatan bersenjata dan meningkatkan kesiapan tempurnya.

Dalam kesempatan itu, Xi Jinping juga menyoroti praktik korupsi di kalangan pejabat malah meningkat meski rentetan penangkapan sudah dilakukan.

CCDI mengungkap bahwa sepanjang 2024, sebanyak 58 pejabat tinggi atau yang disebut "harimau" telah terjerat dugaan korupsi. Jumlah ini tertinggi dalam satu tahun.

Dari jumlah tersebut, 47 orang di antaranya berada di level wakil menteri atau lebih tinggi, termasuk mantan Menteri Pertanian dan Urusan Pedesaan Tang Renjian serta mantan kepala Administrasi Umum Olahraga, Gou Zhongwen.

Bahkan pejabat tinggi yang sudah pensiun tidak luput dari penyelidikan, seperti Wang Yilin, yang mundur dari jabatannya sebagai ketua China National Petroleum Corp pada 2020 karena mencapai usia pensiun.

(rds/bac)

[Gambas:Video CNN]

Read Entire Article
Bisnis | Football |